InemTOTO - Ini adalah cerita pengalamanku saat
aku masih duduk bangku sekolah kelas 1 SMP, tapi aku masih ingat betul
ceritanya. Perkenalan namaku Doni, Aku tinggal dikota semarang, tinggiku 169 cm
dan berat badanku 60 kg. Saat ini statusku seorang mahasiswa yang kuliah
disalah satu universitas ternama didaerah Jawa tengah.
Saat
aku lulus di SD aku mendapat nilai yang sangat memuaskan. Seperti janji ayahku
kalau nilaiku baik aku akan dikirim di luar kota yang pendidikannya lebih baik.
Disana aku dititipkan dirumah pamanku, om Haris. Dia orang yang sangat kaya
raya. Rumahnya sangat megah tapi terletak disebuah desa pinggir kota.
Rumahnya
terdapat dua lantai dan dilengkapi juga kolam renang yang lumayan besar. Om
Haris orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat cantik namanya
Tante Leha, wajahnya mirip dengan Artis. Dia mempunyai anak yang masih kecil.
Tante Leha rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak
tubuhnya tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira
kira 36B. Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari
seorang wanita.
Sesampainya
dirumah Om Haris. Aku memasuki pintu rumah yang besar. Disana aku disambut oleh
Om Haris dan istrinya. Om Haris menjabat tanganku sedangkan Tante menciumku.
Aku agak sungkan dengan perlakuan seperti itu. Pembantu disana disuruh
membawakan tasku dan mengantarkan sampai di kamarku. Aku mendapat kamar yang 3
kali lipat dari kamar tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah
melihat kolam renang serta sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang
olehku. Disana terdapat tempat cuci tangan dengan cermin yang besar WC, bathup,
dan dua shower yang satu dengan kaca buram sedangkan yang satu dengan kain yang
diputarkan membentuk 1/4 lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat itu
masih dalam satu ruangan tanpa penyekat.
Sore
hari itu, aku duduk ditepi kolam. Om Haris datang menghampiriku dia bilang mau
pergi keluar kota. Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun
mengantarkan sampai pagar rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati
suasana kolam renang. Tiba tiba dari belakang muncul sosok yang sangat menawan.
Tante dengan balutan piyama menghampiriku.
“Don
kamu suka nggak sama rumah ini”
“Suka
banget Tante, kayaknya aku kerasan banget dengan rumah ini tiap sore bisa
renang”
“Kamu
suka renang, yuk kita renang bareng, pas waktu itu udara sangat panas”
Wahh
kebetulan aku bisa renang sama Tante yang bahenol. Waktu bertemu pertama kali
aku cuma bisa membayangkan bentuk tubuhnya waktu renang dengan balutan
swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia membuka piyamanya. Kontan aku tersedak
ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda.
Model bawahannya G-string.
“Huhuukk..
Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang”
“Enak
aja kamu, Om bilang kamu suka bercanda”
“Tante
nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini”
“Ihh
ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante”
“Benar
Tante.. Tapi sayang aku lupa bawa celana renang”
“Ah..
Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh
beli buat kamu, yuk nyebur..” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan malu
malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia
naik dari kolam. Dia mendekatiku
“Ayo
cepet.. Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama
dengan kakak perempuan kamu.”
Waktu
dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada
bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum.
Setelah
itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan
celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang
menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku
berenang bersama Tante.
Setelah
puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk disana
ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk
tinggal buka aja. Aku segera bergegas dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua
yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak
menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata
Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget, aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika
dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke
belakang.
“Ehh..
Maaf ya Don aku nggak tahu kalau kamu ada didalam. Habis nggak ada suara sih”
Langsung
segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante sudah menanggalkan bikini
bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku tahu waktu
tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh kepadanya.
“Maaf..
Juga Tante.. Ini salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan.
Yang lebih menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya.
Disana terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan
besarnya payudara Tante.
“Tante
tutup dong tirainya, akukan malu”
Segera
tante menutup tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku
sedang mandi. Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk
tempat shower. Dia berdiri didepat cermin. Disana dia sedang membersihkan muka,
tampak payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku
sedikit membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku
yang langsung keras. Kukocok dengan sabun cair milik Tante. Ketika aku intip
yang kedua kali dia mengoleskan cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh
Tante mengkilap setelah diberi cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia
mengoleskan disekitar payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar
diremas kecil. Ketika sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit
mulutnya sambil dia memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku
konsentrasikan pada kocokanku dan akhirnya.. Crot crot..
Air
maniku tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi. Yang aku kagetkan nggak ada
handuk, lupa aku ambil dari dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku
tidak melihat Tante di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang
satunya. Aku tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan
melemparkan CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian
dia keluar. Aku sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia
menghampiriku.
“Don
koq lama banget mandinya. Hayo ngapain didalam”
Kemudian
aku mengeluarkan kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku
tanpa satu busanapun yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali.
“Doni
malu ya, nggak usah malu aku kan masih Tantemu. Nggak papalah?”
“Anu
Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau harus keluar”
“Aku
juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau ambilkan
handukmu.”
Tante
sudah pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai
kedinginan yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu
terbuka pembantu Tante yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun
kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku
tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku
masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake CD model g-string.
“Ada
apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku sok cuek bebek padahal aku sangat malu
ketika adikku berdiri lagi.
“Sudah
nggak malu ya.., anu Don aku mau minta tolong”
“Tolong
apa Tante koq serius banget.. Tapi maaf ya Tante adik Doni berdiri”
Dia
malah tertawa.”Idih itu sih biasa kalau lagi liat wanita telanjang” jawab
Tante.
“Begini
aku minta Doni meluluri badan Tante soalnya tukang lulurnya nggak datang”
Bagai
disambar petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta
ulam tiba.
“Mau
nggak..?
“Mau
Tante.”
Segera
dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan lulur. Aku ratakan
disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh senjataku, langsung
aku tutupi dengan tanganku
“Sudah
biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.”
Dengan
santainya dia menaruh handukku kelantai.
“Tubuh
Tante bagus banget. Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi
kenceng”
Aku
berbicara waktu aku tahu payudaranya tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia
hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dan pantatnya.
“Don
berhenti sebentar”
Akupun
berhenti lalu dia mencopot CDnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak
berani menatap bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke
arahku. Lagi lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.
“Don
Adikmu lagi tegang tegangnya ya, kayaknya sudah hampir keluar ya.”
Lalu
dia menyuruh aku mengolesinya dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak
meremas remasnya. Aku pun ketagihan meremas remas teteknya. disana aku melihat
puting berwarna coklat muda lagi mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya
atau aku sentil. Dia memekik dan mendesah seperti ulat kepanasan.
“Don
terus remas.. Uhuhh remes yang kuat”
“Tante
kok jarang rambutnya dianunya Tante” aku bertanya dan dia hanya tersenyum
ketika tanganku beralih di daerah vagina.
Ketika
aku menyentuh vagina Tante yang jarang rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku
menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih lulur daerah itu sudah basah dengan
sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap usap daerah itu, kadang aku tekan
bagian keduanya.
“Don
pijatanmu enak banget.. Terus..”
Setelah
aku terus gosok dengan lembut tiba tiba Tante menegang. Serr serr, aku mencari
sumber bunyi yang pelan tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian
sensitif Tante. Lalu dia terkulai lemas.
“Makasih
ya atas acara lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya”
“Tentu
Tante, kalau ada apa apa bisa andalkan Doni”
Lalu
dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian
tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah
tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang
dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata
pakaianku ke dalam almari.
“Den
Doni, tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab.
Dia
memberitahukan kalau Tante itu suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua
orang baik perempuan maupun laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya.
Pembantu itu juga memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang
dan yang paling aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang
dada di depan rumah tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan
rumah.
“Sudah
ganti sana CD ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Doni masih
amatir” dia menggodaku.
Setelah
melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante bahkan hampir tiap hari.
Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup
dirumah Tante Leha yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah
itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena
ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana.